Sederhana saya tinggal di jawa barat pingggiran yang penuh dengan tanda tanya, parung... Ya parung pasti hampir semua orang di jabodetabek tau apa itu parung. 

Parung ini unik, masuk ke salah satu kecamatan dari 40 kecamatan yang ada di kabupaten Bogor, kecamatan parung berada di perbatasan antara depok, dan tangerang selatan provinsi banten, dan hanya kurang dari satu jam menuju jakarta selatan. 

Secara kultur jawa barat, secara bahasa seharuanya menggunakan bahasa sunda, tapi sangat sesikit orang yang tinggal di parung menggunakan bahasa sunda berbeda jauh dengan kecamatan ciseeng yang masih banyak orang-orang disana menggunakan bahasa sunda, padahal parung dan ciseeng itu bersebelahan dan hanya dipisahkan oleh jl raya pahlawan. 

Terus kenapa orang parung tidak mwnggunakan bahasa sunda, sejak kapan orang parung menggunakan bahasa betawi campuran, dan apakah pernah di parung orang-orang menggunakan bahasa sunda?. Tentu ini manejadi hal yang penuh tanya dalam hati ini, selain kultur bahasa dan budaya yang cukup berbeda dari daerah-daerah lain di jawa barat, parung juga terkenal dengan dunia malam yang memberikan kesan bagi mereka yang suka dengan gemerlap dan kegelapan hehe.... 

Di parung orang lebih banyak menggunakan bahasa betawi yang bahasa betawinya mirip dengan orang-orang bekasi, hal ini juga dikuatkan olah para seniman betawi seperti h. Mandra, h. Bolot, h. Malih yang bercerita bahwa dia sering mangung lenong betawi di wilayah parung. Ini senada dengan apa yang disampaikan inyong selebgram asal belasi pada podcast PWK bersama Pras teguh. 

Fakta lain di parung itu cukup terkenal dengan kenakalan rema, seperti balap liar, tawura. Ini terus berulang dan seakan tidak ada efek jera bagi para pelaku sekalipub diantara mereka terkadang menjadi korban. 

Dalam beberapa kesempatan saya bertanya pda seorang guru SMP di kecamatan parung perihal tawuran dan kenakalan remaja yang sering terjadi di wilayah parung, dia menjelaskan secara singkat bahwa orang patung ini sedang dalam masa transisi antara perkotaan dan kampung, secara geografis parung berada di pinggiran kota besar, seperti depok dan tangerang selatan yang seakan menjadi cerminan wilayah parung yang notabene perkampungan di bayangi cermin besar perkotaan.

Hal ini pula yang menyebabkan gaya perkotaan pada remaja parung, namun tidak dibarengi dengan pengetahuan yang cukup dari segi pendidikan yang masih minim, di parung orang tua hanya menyekahkan anak agar tidak repot anak berada dirumah, inilah salah satu penyebab remaja ingin menunjukan jati diri namun tidak pada tempat yang semestinya. 

Baru-baru ini ada kebijakan gubernur jawa barat yang mengirim anak bermasalah agar di didik pada barak-barakbtentara, hal ini dianggap yang paling konkret untuk penanganan jangka pendek agar ada pembinaan komprehenaif pada remaja di wilayah jawa barat terkhuaus parung.