Titik Nadir Pesta Demokrasi 2024

Pemilu 2024 kali ini saya kembali menjelma menjadi panitia pemilihan KPPS di kampung halaman tempat kami tinggal, saya memilih jalan ini untuk ikut memeriahkan dan sekaligus mengawal demokrasi pada begara yang sangat kami cintai ini. Betapak tidak cinta kamu untuk Indonesia takan goyah tak peduli siapapun presiden dan apa kebijakannya untuk negara ini. 

Bicara demokrasi mungkin 2024 ini kita masih terus berupaya meningkagkan qualitasnya dari masa kemasa dari orde baru, reformasi dan saat ini dengan segala kelebihan dan kekurangan yang terus terjadi dan jadi bahan konsumsi publik dari tingkat elit sampai rakyat jelata. 

Saya sempat berfikir kenapa saya merasa pemilu di Indonesia seperti sekedar pesata ya "Pesta Demokrasi", tapi qualitas penyelenggara peserta dan vouter masih terus sama dan cenderung stag tanpa peningkatan qualitas. Tapi ini hanya pemikiran saya yang sempit dan jarang membaca. (Koreksi jika salah). 

Sya sempat mengungkapkan isi hati sya kepada seorang sahabat yang berbeda pilihan politik di 2024 ini, saya menyampaikan kalau pemilih di pemilu 2024 didominasi anak muda dan pemilih pemula, dimana pemilih pemula ini masih sangat mudah dipengaruhi oleh hal-hal yang bersifat hiburan, pesta dan bersenang-senang semata dan banyak juga yang hanya ikut-ikutan dalam menentukan pilihan. 

Sya melanjutkan, level pemilih dikita (orng Indonesia) masih pemilih yang fanatik tapi fanatik buta, yang dia suka akan baik segalanya dan yang dia tidak suka akan buruk seada-adanya. dan ini terus berkembang dari mulut kemulut dari medsos dan akhirnya saling serang antar pendukung paslon, tak peduli dari paslon 1, 2, 3. dan yang paling sangat terlihat adalah paslon 1 dan paslon 2 yang para pendukung ffanatiknya terus menebar serangan-serangan dan ditambah dengan berbagai macam editan video perkataan dan lain-lain demi saling menjatuhkan. 

Jujur ini membuat saya mengurangi pembicaraan tentang pemilu dengan kawan yang saya rasa kurang pemahamannya  tentang esensi demokrasi, walaupun satu pilihan dengan saya. 

Kata kang emil salam sesi diskusi disalah satu channel youtube bahwa pemilih paslon 1 itu orang dengan pendidikan menengah keatas, pendukung paslon 2 pendidikan menengah kebawah dan paslon 3 dia hanya mengatakan begitu fakta nya. Ini ia ungkapkan berdasarkan survey dan perhatian beliau sebagai politisi dan juga mantan gubernur jawa barat. di sisi lain ada juga politisi yang mengatakan bahwa Anis Baswedan ini tidak cocok untuk memimpin di Indonesia dia cocok di negara-negara maju termasuk yang paling dekat adalah Negara Singapura, ungkapnya. 

Ini menunjukan bawa masyarakat kita masih minim dengan gagasan dan ide dari para paslon, melainkan senang, suka pilih. 
Ini kata sya yang mendukung Anis Baswedan. 
Tentu tidak objektif dan mungkin salah sata. 

Posting Komentar

0 Komentar