26/07/2021
Kisah ini saya angkat dari kejadian atau kisahnyata yang saya ambil dari keluarga sahabat saya yang tinggal di daerah jawa barat.Kisah ini dikutip dari pernyataan DebtCollector yang mnegalami ini
dan menceritakannya pada pihak keluarga almarhumah atau kreditur. Untuk nama
dan lokasi pastinya saya samarkan agar tidak menjadi perbincangan dan
kesalahpahaman.
Awal cerita dimulai dari sang penjual gorengan sebut sama Ibu
penjual gorengan, yang meminjam uang kepada salah satu Koperasi yang biasa
meminjamkan uang untuk modal para UMKM yang ada di desa.
Setelah meninjamkan uang kepada nasabah biasanya debtcollector
menagih cicilan pembayaran kepada nasabah 1 minggu sekali (sebut saja dia
menagih setiap hari senin).
Pada hari senin pagi seperti biasanya sang debt collector berangkat
dari kantornya menuju sebuah desa untuk menagih angsuran kepada para nasabah,
dan sang debt collector tidak memiliki firasat apapun.
Kebetulan sebelum sampai pada warung si ibu penjual gorengan
debtcolector mampir di warung penjual sayur yang berada di pinggir lapangan
sepakbola jarak dari rumah sang penjual sayur ke ibu penjual gorengan sekitar
200 meter.
Ketika selesai menagih dari penjual sayur sang debtcollector
bergegas menuju warung ibu penjual gorengan tidak disangka ditengah perjalanan
sang debtcolector bertemu dengan ibu penjual gorengan,
Debtcollector memperlambat laju motornya dan ibu penjual gorengan
menyapa “pak berent” ucap si ibu penjual gorengan. Debtcolector langsung
menginjak rem pada kaki kanannya dan menghampiri si ibu penjual gorengan.
-
Pak, (sapa si ibu)
saya bayar disini aja. Ga usah kerumah ya. Soalnya dirumah lagi rame – ucap si
ibu penjual gorengan.
-
Ia bu (jawab
debtcolector sambil mengeluarkan buku catatannya)
Singkat cerita, debtcolector akhirya tidak jadi kerumah ibu penjual
gorengan dan memutar arah stang motornya. Dan si ibu penjual gorengan berjalan
menuju kearah rumahnya.
Satu minggu berselang,
Dihari senin selanjutnya debtcollector seperti biasa berangkat
menuju rumah para nasabah termasuk kerumah ibu penjual gorengan.
Ketika sampai didepan rumah penjual gorengan debtcollector merasa
bingung melihat didepan rumah ada tenda LSK (tenda masjid) dan melihat bendera
kuning di pohon belimbing.
Dengan rasa penasaran dia tetap mengucapkan slam didepan pintu
rumah penjual gorengan, dan anak dari penjual gorengan yang menjawab salam dan
keluar.
-
Bu siapa yang
meninggal? tanya debtcollector
-
Ibu saya pak, ma...
-
Kapan bu senin
kemarin kelihatan masih sehat waktu saya ketemu, Jawab debtcollector
-
Senin kapan pak? Ibu
saya meinggal senin sebelum subuh
Betapa kagetnya debtcollecotor, dan tangannya pun gemetaran. Sambil
menunjukan catatan pembayaran almarhum penjual gorengan waktu senin kemarin.
Dan debtcollector menceritakan semua yang dia alami kepada anak
alm, dan memberitahukan bahwa hutannya dianggap lunas karna nasabah meninggal
dunia.
Namun sang anak tidak mau menganggap hutang itu lunas dan membayar sisa tagihan sampai lunas.
0 Komentar